Minggu, 07 November 2010

Berburu dollar Amazon dengan Autoblog Amazon

Di kala malam makin senyap, tiba- tiba mbah google menyuguhi saya sebuah ide bisnis paling oke..."Bisnis Online". Hmmm...ada banyak macamnya bisnis online di internet dan salah satunya adalah affiliate. Sebagai pemula yang bermain di internet marketing, sebagaimana Anda semua...saya PUSIIIIING!!! Bingung memulainya dari mana, dengan apa,dan bagaimana. Alhamdulillah, klak-klik searching akhirnya dapet juga tutorial bisnis online, cari tutorial/ panduan bisnis online gampang- gampang susah lho. Dibilang gampang karena, begitu banyak orang menawarkan produk sejenis,dibilang susah karena kita tidak tahu mana diantara mereka yang memberikan informasi yang aplikatif (tidak berupa teori semata) dan memiliki nilai lebih (plus-plus) daripada yang lain,seperti memberikan software yang berguna untuk bisnis online yang akan kita jalankan dan lain- lain.
Salah satu program affiliate yang menjanjikan aliran dollar ke kantong kita adalah Amazon. com.Namun ternyata, mengalirkan arus dollar ke kantong tidak semudah membalik telapak tangan lho..perlu tips dan in-tricks! Dan untuk kedua kalinya,saya dibuat PUSIIIING!!! gimana cara tokcer berburu dollar amazon. Hingga untuk kedua kalinya juga,mbah google menyuguhi saya salah satu blog yang berisi bagaimana berburu dollar Amazon...BlogDuit.com ! Di blog yang full informasi itu, saya temukan jalan menuju pundi- pundi dollar Amazon, yaitu dengan Autoblog Amazon. Penasaran dengan tekhnik Autoblog Amazon di BlogDuit.com, saya pun segera mempelajari ebook Autoblog Amazon dari BlogDuit tadi...Edaaannnn tenan Cah! Cara gila yang paling menjanjikan!! Autoblog Amazon memberikan solusi tergila pada saya dalam menjalankan bisnis affiliate. Apakah sulit menjalankan tekhnik ini? Sama sekali tidak!L ebih mudah dari sekedar membalik telapak tangan! Ebook Autoblog Amazon dari BlogDuit.com ini sangat aplikatif so bisa langsung action tanpa terlalu dipusingkan teori marketing.Apakah Anda pemula di bisnis online (internet marketing) seperti saya? Kalau saya bisa, Anda tentu BISSAAAAA!

Penasaran sedahsyat apa tekhnik Autoblog Amazon ini, monggo download ebook Autoblog Amazon di BlogDuit.com dan BUKTIKAAN!



Selasa, 16 Maret 2010

Memulai Bisnis Tanpa Uang Tunai

Mungkinkah kita memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai? Saya kira itu mungkin saja. Mengapa tidak! Jika kita mampu mengoptimalkan pemikiran kita, maka banyak jalan yang bisa ditempuh dalam menghadapi masalah permodalan untuk kita memulai bisnis. Cuma masalahnya, dari mana duit itu berasal? Logikanya, semua bisnis itu membutuhkan modal uang.

Memang, kebanyakan kita selalu mengeluhkan ketiadaan modal uang sebagai alasan mengapa kita “enggan” berwirausaha. Padahal, modal yang paling vital sebenarnya bukanlah uang, tetapi modal non-fisik, yakni berupa motivasi dan keberanian memulai yang menggebu-gebu.

Saya yakin, jika hal itu bisa terpenuhi, maka mencari modal uang bukanlah persoalan yang tidak mungkin, mesti secara pribadi kita tidak memiliki uang. Sementara kita telah tahu, bahwa peluang bisnis telah ada di depan mata. Tentu, alangkah baiknya jika kita tidak menundanya untuk memulai berbisnis.

Toh kita tahu, bahwa sebenarnya banyak sumber permodalan. Seperti uang tabungan, uang pesangon, pinjam di bank, dan di koperasi atau dari lembaga keuangan, atau dari pihak lainnya. Namun, jika kita ternyata tidak memikili uang tabungan, uang pesangon, atau katakanlah belum ada keberanian untuk meminjam uang ke bank atau koperasi, saya kira kita juga tidak terlalu risau. Karena ada cara untuk kita memulai bisnis, mesti kita tidak memiliki uang tunai sekalipun.

Contohnya, kita bisa menjadi seorang pelantara. Misalnya, menjadi pelantara jual bile rumah, jual motor dan lain-lain. Keuntungan yang kita dapat bisa dari komisi penjualan atau dari cara lain atas kesepakatan kita dengan pemilik produk. Saya yakin, kita pasti bisa melakukannya.

Kita bisa juga membuat usaha dengan cara konsumen melakukan pembayaran dimuka. Dalam hal ini, kita bisa mencari bisnis di mana konsumen yang jadi sasaran bisnis kita itumau membayar atau mengeluarkan uang dulu sebelum proses bisnis, baik jasa maupun produk, itu terjadi. Misalnya bisa dilakukan pada bisnis jasa, seperti industri jasa pendidikan. Di mana, siswa diwajibkan membayar dulu di depan sebelum proses pendidikannya itu terjadi.

Bisa juga misalnya, ada orang yang memesan barang pada kita, namun sebelum barang yang dipesan itu jadi, pihak konsumen memberikan uang muka dulu. Artinya, ini sama saja kita telah diberi modal oleh konsumen.

Masih ada cara lain memulai bisnis tanpa kita memiliki uang tunai. Contohnya, menggunakan sistem bagi hasil. Biasanya, cara bisnis model ini banyak diterapkan pada Rumah Makan Padang. Di mana kita sebagai orang yang memiliki keahlian memasak, sementara patner bisnis kita sebagai pemilik modal uang.

Kita bekerjasama dan keuntungan yang didapat pun dibagi sesuai kesepakatan bersama. Atau kita mungkin ingin cara lain? Tentu masih ada. Contohnya, kita bisa melakukannya dengan sistem barter dengan pemasok, dan kita pun jika memiliki keahlian tertentu, mengapa tidak saja menjadi seorang konsultan. Selain itu, bisa saja dengan cara kita mengambil dulu produk yang akan diperdagangkan, hanya untuk pembayarannya bisa kita lakukan setelah produk tersebut terjual pada konsumen. Tentu, masih banyak cara lain untuk kita memulai bisnis tanpa uang tunai.

Oleh karena itu, menurut saya, sebaiknya kita tidak perlu berkecil hati atau takut dipandang rendah, bila ternyata kita memang tidak memiliki uang tunai namun berhasrat untuk memulai bisnis. Saya yakin dengan kita memiliki kemauan besar menjadi seorang wirausahawan atau entrepreneur, maka setidaknya akan selalu ada jalan untuk memulai bisnis. Nyatanya, tidak sedikit pengusaha yang telah meraih keberhasilan meski saat memulai bisnisnya dulu tanpa memiliki uang tunai.

Itu menunjukan bahwa tidak benar kalo ada yang mengatakan: “Tak mungkin kita memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai”. Kuncinya sebetulnya terletak pada motivasi dan keberanian kita memulai bisnis yang mengebu-gebu. Hanya saja, untuk cepat meraih sukses, apalagi tanpa memiliki uang tunai, itu tidak semudah seperti kita membalikan telapak tangan. Semuanya membutuhkan perjuangan.

Gagal Kuliah, Jadi Entrepreneur…

Waktu saya kuliah dulu saya punya temen yang pandai dan memiliki wawasan dunia bisnis yang lumayan. Ide-ide rencana usaha yang muncul dari pemikirannya sangat cemerlang. Selalu saja, ide-ide itu adalah ide bisnis yang menarik, prospektif, dan perpeluang besar untuk digarap. Semua temen kuliah berdecak kagum dengan lontaran ide-idenya.

Tetapi ide itu tinggal ide saja. Sampai hari ini belum ada satupun bisnis yang pernah dijalankannya. Malahan, terakhir saya ketemu dia, berstatus karyawan sebuah perusahaan publim di Jakarta. Dia memang terlalu pandai untuk merencanakan sebuah usaha sekaligus terlalu takut untuk memulai.

Ada juga mahasiswa yang pernah datang pada saya. Dia menyatakan ingin berwirausaha, kemudian dia mengatakan, bahwa dirinya belum punya modal dan tidak begitu pandai. Saya katakana pada dia: “Kebetulan!” Kemudian saya katakana lagi: “Jangan takut, karena modal utama untuk berbisnis adalah keberanian”.

Mengapa saya katakan seperti itu? Sebab, biasanya kalau terlalu pinter itu malah terlau berhitung. Orang yang tahu banyak hal, maka dia akan tahu banyak risiko dan halangan di depannya. Hal itu menurut saya justru akan menciutkan nyalinya.

Saya malah pernah bilang pada seorang sarjana yang ingin berwirausaha. Saya katakana: “Sekarang, abaikan ijazahmu. Buatlah dirimu seolah-olah tidak punya apa-apa, kecuali semangat dan keinginan yang kuat”.

Saya teruskan: “Mulailah berwirausaha justru pada saat Anda tidak punya apa-apa. Saat Anda merasa tertekan. Saat anda tidak dapat berbuat apa-apa dengan ijazah Anda. Saat kebingungan harus bayar kredit rumah. Atau pada saat Anda merasa terhina.”

Memang nasihat saya ini agak berbeda dengan kebanyakan orang. Biasanya orang menyarankan, kalo mau usaha sebaiknya mengumpulkan modal dulu, kemudian cari tempat dan seterusnya. Tetapi, banyak orang sukses sebagai wirausahawan justru dimulai dari sebaliknya, hanya punya semangat dan tidak punya apa-apa. Kondisi yang memaksa mereka harus “bermimpi” tentang masa depannya, kemudian tertantang untuk menggapainya, dan berusaha keras untuk mewujudkannya.

Anda tentu tahu atau paling tidak pernah mendengar nama Steve Jobs. Sebelumnya dia bukan siapa-aiapa. Jobs hanyalah anak muda yang gemar bercelana jeans belel dan berkantong kemps. Belakangan, dia membuat Apple Computer di garasi rumahnya, dan mendirikan perusahaan yang masuk Fortune 500 lebih cepat dari siapapun sepanjang sejarah.

Jobs adalah contoh orang yang berhasil dalam berwirausaha, justru bukan karena kepandaiannya di bangku kuliah. Tetapi, karena ia memiliki keberanian dan keyakinan akan usaha yang digelutinya. Dia mampu bertindak merealisasi gagasannya dengan meninggalkan lingkungan kuliah dan teman-temannya yang suka berhura-hura.

Tetapi saya tidak menyarankan Anda mengabaikan pendidikan. Hanya saja, saya ingin mengatakan, bahwa untuk menjadi wirausahawan terlebih dahulu dibutuhkan keberanian memulai (bertindak), untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Hal tersebut harus segera dilakukan, sebelum orang lain mendahuluinya. Kepandaian akan diperlukan bila usaha kita sudah berjalan, dan itu bisa kita dapatkan dengan mengikuti kuliah lagi, atau kita bisa membayar orang-orang pandai sebagai karyawan atau konsultan.

by Purdi E Candra

Selamat Datang

Saya ucapkan selamat kepada anda yang telah mengunjungi blok saya ini. di sini saya ingin berbagi berbagai hal baik itu ilmu, pengalaman pribadi, maupun pengalaman orang lain tentang bisnis.
di sini saya tidak ingin berkutat hanya satu atau dua macam bisnis saja akan tetapi banyak hal dan peluang yang bisa di jadikan bisnis.
Hal yang di harapkan adalah makin banyak pebisnis di Indonesia yang betul-betul mumpuni dalam hal bisnis sehingga membantu memulihkan keterpurukan ekonomi yang terjadi saat ini.
Seorang ahli ekonomi mengatakan bahwa suatu negara akan makmur jika kurang lebih terdapat 4% pengusaha(pebisnis) dari seluruh penduduk yang ada. sedangkan indonesia baru memiliki sekitar 0.19 % pengusaha (pebisnis), sangat jauh bila di bandingkan standar yang ada.
Oke, silahkan membaca